02 02 2022 = 50

Hari ini, Rabu, 2 Februari 2022 (02 02 2022), umur saya berhasil mencapai angka 50. Ya, 50 tahun silam yang harinya persis hari ini, saya dilahirkan pada Rabu dini hari menjelang 3/4 malam. Dilahirkan oleh ibu kandung Hj Andi Tenri Esa di Kecamatan Belawa, Wajo, di rumah panggung kayu, atas bantuan dukun berpengalaman bernama Sanro Upe.

Saat saya ultah ke-10, tanggal 2 Februari 1982 atau di bangku SD kelas tiga, saya belum mengenal apa yang disebut ulang tahun. Itu untuk diri saya. Lebih-lebih jangan ditanya kepada kedua orang tua saya, Hj Andi Tenriesa dan H. Abdul Halim (almarhum), mereka tidak mengenal bagian kehidupan yang disebut Ulang Tahun atau Perayaan Ulang Tahun. Bulan dan tahun lahir mereka saja hanya dicatat di sisi pasak rumah dengan gores kapur tulis berwarna putih.

Meski demikian, ulang tahun ke-50 ini penuh dengan kenikmatan dan kesyukuran. Banyak proses dalam hidup saya, sangat penting, berarti, bermakna; membentuk kehidupan saya sendiri; mensetting ukuran untuk hidup diri saya sendiri. Saya tidak sedang meniru kehidupan siapa pun, selain kehidupan Rasulullah SAW. Sebab, kehidupanku--bagaimana seharusnya, dibentuk oleh pandanganku sendiri.

Hari ini, saya masih berkesimpulan bahwa kemenangan hidup saya di dunia didominasi pada bagaimana proses itu memberi arti dan makna pada kehidupan saya, dan bagaimana saya memberi arti dan makna pada proses itu. Ini bisa berarti bahwa hasil dari proses itu tidak penting lagi. Setiap proses selesai, maka proses itulah nilai dan makna hidup saya. Hasil dari proses itu nantinya apa, itu urusan Tuhan. Itulah sebabnya hidupku tidak pernah dinihilkan oleh espektasi, atau oleh harapan-harapan yang tidak terwujud. 

****

Pada tahun kedua saya sebagai pemukim Kota Makassar, 1992, saya tinggal di Jalan Andi Tonro, depan Kampus Universitas YPUP Makassar. Saat itu, saya mengetahui tanggal lahir saya pada Minggu 2 Februari 1992, sore, di tengah kesibukan mengelola toko ATK dan Fotocopy. Saya mulai peduli ulang tahun saya yang ke-20 itu. 

Lingkungan saya juga sudah mulai terlibat. Ada yang mengucapkan selamat, ada juga yang menyiramkan air dari wastafel. Setelah itu, kami kembali ke tugas masing-masing di toko melayani pelanggan. Ternyata, hingar-bingar ulang tahun memang bukan bagian dari bentuk hidup saya waktu itu.

****

Lembaga Studi Informasi Media Massa (eLSIM) Makassar mendapuk saya menjadi manajer Divisi Riset dan Analisis Media melalui rapat. Saya bangga, karena pekerjaan ini hanya diperuntukkan bagi mereka terbiasa "kerja-kerja otak". 

Saya yakin, penunjukan kepada saya itu tidak lepas dari hasil diskusi Prof A. Muis, Dr Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Sukriansyah S Latief, dan Tomi Lebang sebagai pendiri satu-satunya lembaga pemantu media di Suawesi Selatan waktu itu.

Tidak ada yang sadar waktu itu, bahwa rapat di kantor eLSIM Jln Abdullah Dg Sirua waktu itu, adalah tanggal kelahiran saya, yaitu 2 Februari 2002. Ini momen ultah yang ke-30. Usai rapat, saya berpapasan dengan Canny Watae yang sumrigah memberondong ucapan selamat dan doa atas ultah saya yang ke-30. Maka, seluruh kru eLSIM, Radio Independen, LSKP (lembaga studi kebijakan publik) Makassar yang berkantor di gedung eLSIM, bergiliran memberikan ucapan selamat dan doa. 

****

Rapat tim Badan Pengendali Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Golkar Sulsel di Jalan Ratulangi Makassar (2/2/2012), terhenti tiba-tiba. Ajiep Padindang yang memimpin rapat, meminta waktu sedikit untuk memperhatikan sesuatu yang akan diantar ke ruang rapat. Sebelum segalanya berlangsung cepat, saya akhirnya mengetahui bahwa Kamis 2 Februari hari itu adalah ulang tahun saya yang ke-40. Beberapa kue ulang tahu disertai lilin diarak dan lalu diletakkan di atas meja rapat. 

Selain memimpin rapat, Ajiep yang saat ini anggota DPD RI periode kedua, juga memimpin peserta rapat bernyanyi untuk memberikan ucapa dan doa kepada saya. 

"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman. Terkhusus kepada Pak Ajiep. Umur 40 adalah usia keemasan dimulai. Rasulullah SAW menerima kerasulan di usia 40," ucap saya kepada peserta rapat waktu. 

Sejak saya sebut keunggulan menginjak usia 40 itu, saya mulai banyak menerima masalah hingga bertahun-tahun berikutnya. Masalah apa itu? Semua masalah terkait dengan narasi, diskursus, kontroversi, perbedaan pendapat, konsistensi, perkawanan, atau nilai-nilai. Saya sering mendapatkan kebencian di ruang publik atas itu semua. Tapi saya tetap bergerak ke depan, kosisten menempuh jalan yang sangat egois dan tidak menjadi harapan orang-orang pragmatis. 

****

Hari ini, saya berulang tahun lagi. Terima kasih sang mantan pacar, Azharia Harun atas kesabaran dan kasih sayangnya kepada saya selama menjalani bahtera rumah tangga sejak 10 Agustus 2003. Keluarga Kita ini, di dalamnya ada Abi (Mohammed Chalabhy), Ato (Pateddungi Topanrita), Agu (Fakhrul Gumawan), dan Ade (Ade Kaisar), adalah harta. Kekompakan kita dalam rumah tangga, membuat harta kita ini tidak bisa dibeli dengan harga berapa pun. Juga kepada saudara-saudara saya, Hasnawati Halim, Hj Rahmawati Halim, Wahyuddin Halim, Najmatulwidadi Halim, Nurululumi Halim, Muhammad Ibrahim Halim, jangan pernah lelah perkuat persaudaraan kita.  

Ya Allah, lindungi dan ridhai lah selalu kepada keluarga saya, saudara-saudara, sahabat, teman-teman saya, dan orang-orang sedang mengalami kesulitan hidup. Lancarkanlah segala urusannya dan kabulkanlah doa-doanya. Amin yaa rabbal alamin.

Makassar: 02 02 2022