SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Senin, 31 Januari 2022

Ultah di Persimpangan


(Ultah Danny Pomanto ke-59)

Oleh: Maqbul Halim


PESAWAT Citilink Airbus A332-214 mendarat mulus di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pukul 19:40 wita yang benderang di tengah gulita. Pesawat dengan nomor penerbangan QG332 itu mengantar Walikota Makassar Muhammad Ramdhan Pomanto dan saya dari Jakarta, 29 Januari 2022 sore. 


Wakil walikota Makassar, Fatmawati Rusdi, juga ada dalam perjalanan ini. Danny Pomanto, nama akrabnya, dan saya langsung meluncur ke kediamannya Jln Amirullah. Tiba di Amirullah, Danny memberitahukan ke saya bahwa ingin segera istirahat. Saya menimpali dengan menyarahkan untuk istirahat, sebab beberapa jam lagi, malam panjang akan menggelegar. Danny Pomanto tersenyum dengan sarah saya, lalu menjauh ke pangkal tangga, menuju ke lantai tiga. 


DUA malam lalu, Minggu dini hari 30 Juni 2022, Muhammad Ramdhan Pomanto berulang tahun ke-58. Saat-saat menanti dentingan jam pukul 00:00 di kediamannya Jalan Amirullah, suasana dipenuhi keramaian. Kalangan sahabat, keluarga, handaitaulan, teman, pejabat balaikota berdatangan dengan iringan senyum, doa, dan kue ulang tahun. Rumah kediaman menjadi riuh dalam suasana hangat dan akrab. 


Sebuah layar videotron ukuran besar nangkring di panggung, sisi belakang hall rumah pribadi Danny Pomanto. Lalu, dokumentasi Danny bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya diputar pada layar itu. Yang sangat berkesan dari video dokumentasi itu adalah kebersamaan dengan Indira Yusuf Ismail, istrinya. Demikian pula dengan tiga putrinya, Aura, Amira, dan Araya. Juga kekompakan Danny Pomanto dan wakilnya Fatmawati Rusdi selama putaran kampanye Pilkada 2020, penetapan calon, hingga pelantikan. 


Tetamu yang datang, bergadang dengan tangguh hingga dini hari. Ada juga beberapa kelompok datang dengan seragam yang beridentitaskan Danny Pomanto. Tetamu meruyak menutupi hall rumah pribadi Danny Pomanto. Saya merasakan, setiap tamu malam itu mengeksploitasi maksimal tentang kedekatan dan heroiknya dengan Walikota Makassar ini. Ada yang sangat ekstrim, ada juga yang sederhana. Dan, itulah kehidupan. 


Di luar hingar-bingar Ultah, Danny Pomanto sedang berada di tengah arus politik di Sulawesi Selatan dan di Makassar yang belum terbentuk, tapi bukan berarti was-was. Dia sedang tiba di persimpangan banyak jalan. Dia telah menentukan satu jalan sebagai jalan selanjutnya. Hanya Tuhan dan dia yang tahu jalan yang satu itu. 

Saya dapat memastikan, jalan yang dia pilih itu, tentu sama dengan karakter jalan yang telah ia tempuh di jalanan politik yang ia lintasi menuju Pilkada 2020 lalu. Yaitu, jalan untuk melawan KETAMAKAN, KERAKUSAN, dan KESEREKAHAN. Karena itu, sandaran dan kaki kursi yang diduduki Danny saat ini, harus diperiksa lima kali sehari-semalam. 


Pada Ultah ke-58 ini, saya mengamati, Danny Pomanto masih merespon semua jalan yang ada di persimpangan itu. Saya tahu, lakon Danny Pomanto ini bukanlah Film Anak-anak "Dora The Explorer", dimana Danny akan bertanya, seperti halnya Dora menghadap ke kamera lalu bertanya kepada penonton "yang maha tahu", jalan mana akan dipilih. Ya, itu tadi, dia telah memilih yang hanya diketahui Tuhan dan dirinya. 


MALAM dini hari itu, saya duduk di pojok tangga menuju kolam, mengingat kembali ke belakang memori saya, menyimak momen-momen ultah Danny Pomanto sebelum ini. Dan, dini hari itu adalah helat ultah ke-5 Danny Pomanto yang saya saksikan. Setiap momen dari lima kali ultah yang saya saksikan itu, selalu diselimuti oleh suasana yang berlainan dari yang lain. Masing-masing momen ultah, menggoreskan warnanya sendiri. 


Ultah pertama Danny Pomanto yang saya saksikan adalah yang ke-54. Kala itu, giat menanti saat-saat ultah adalah menutup rangkaian rapat koordinasi (RAKOR) OPD se Kota Makassar yang dilaksanakan di Hotel Fourpoint Makassar. Walikota didampingi istrinya Indira Jusuf Ismail berkeliling ruang menyapa spot-spot OPD sampai selesai. Tidak banyak hal yang dapat saya rasakan. Tentu saja, sebagai orang baru dalam lingkungan Danny Pomanto. Saya bergabung dengan Danny Pomanto pada Nopember 2017. Saya adalah orang lain. 


Sekalipun masih orang baru, beberapa hal saya catatkan pada waktu itu. Tensi eskalasi "panas" pilkada Makassar 2018 makin meninggi. Sebanyak 47 kasus korupsi di lingkup Pemkot Makassar, yang diduga melibatkan Danny Pomanto, telah tercatatkan sebagai laporan LSM/Masyarakat pada kepolisian dan kejaksaan. Berita-berita berseliweran ikhwal 47 kasus itu. Para lurah, camat, kepala OPD yang efektif menggerakkan pemerintahan Danny Pomanto waktu itu, disatroni oleh aparat penegak hukum sebagai buntut dari "granat" dugaan 47 kasus korupsi tersebut. 


Suasana Ultah Danny ke-54 saat malam itu diliputi deteminasi tinggi menuju pencalonan Danny-Indira (DIAmi) di KPU Makassar. Wajah sebagian besar pejabat eselon yang hadir di hotel pada malam ultah itu, tampak hambar dan ala kadarnya ikut bergembira. Danny Pomanto sendiri, membiarkan dirinya merespon ucapan selamat yang mengalir di depannya. 


Komunitas-komunitas penyokong DIAmi ikut bergembira dan haru untuk menutupi kecemasannya. Mereka cemas, apakah Danny mampu melintasi rintangan dan ranjau politik yang telah disetting oleh kubu lawan politik Danny Pomanto. Komunitas-komunitas itu memandang Danny dan timnya memang sangat kuat, tapi tetap saja merasa sendiri (tidak bisa berkoalisi) melawan. Lingkungan politik di Makassar, di Sulsel, telah diformat agar Danny dan Timnya terisolir. Tapi, Danny Pomanto berhasil menjebol benteng pertahanan lawannya yang mengepung dirinya selama waktu itu. 


Di Jalan Amirullah, rumah pribadi Danny Pomanto, kue ulang tahun yang ditaburi doa selamat, tak berhenti berdatangan. Bahkan hingga seminggu kemudian. Tentu saja, karena Danny Pomanto masih walikota Makassar.  


RABU, 30 Januari 2019, lain lagi. Ultah Danny Pomanto yang menutup rangkaian rakor di Fourpoint, juga meriah. Bahkan dihadiri Nurdin Abdullah, sosok yang di kemudian waktu banyak mengeluarkan keputusan kontraproduktif terhadap kepentingan Danny Pomanto. Tiga bulan lebih setelah momen ultah ini, jabatan Danny Pomanto akan berakhir pada 8 Mei 2019 dan dilanjutkan oleh pejabat sementara. 


Ultah Danny yang ke-55 ini dirayakan bersama kemunafikan yang datang dari mereka yang mahir menangis dan terharu. Saya tahu waktu itu, sebagian Pejabat dan staf Balaikota, sesungguhnya sedang menguncapkan, "pergilah Danny Pomanto!" Beberapa dari mereka saat Kota Makassar dipimpin oleh pejabat sementara di kemudian waktu, tidak segan berteriak di hadapan kamera sosial media, "Jangan biarkan dia kembali....!" Mereka bukan hanya angkat kaki dari hotel pada dini hari itu, tetapi juga berlanjut dengan angkat kaki dari lingkungan Danny Pomanto.


Saya memahami kelompok ini, karena Danny Pomanto berhasil mengorganisasi laskar kotak kosong, sehingga harapan dan obsesi mereka untuk memenangkan calon tunggalnya, berakhir dengan kekosongan. Ruang gerak mereka untuk memobilisasi birokrasi Balaikota memenangkan calon tunggal, dibatasi dengan efektif oleh Danny Pomanto sebagai akibat kembalinya menjabat walikota Makassar pada 4 Juni 2018. 


Jadi, giat ultah Danny Pomanto ini tidak lebih adalah drama yang menutupi kegembiraan mereka, karena Danny Pomanto akan hengkang dari Balaikota pada 8 Mei 2019. Yang paling membuat mereka bersemangat, bahwa setelah hengkang itu, Danny Pomanto tidak mungkin, tidak akan pernah kembali lagi ke Balaikota. Sembari Danny meniup nyala api dari lilin ultah, mereka juga sedang merayakan kemenangan dalam hati dan pikirannya.


SETAHUN kemudian, tanggal 30 Januari 2020 kembali datang mengisi Kamis dini hari di rumah kediaman Danny Pomanto Jln Amirullah. Seperti setahun sebelumnya, tetap meriah dan banyak kebahagiaan. Banyak keluarga dekat/jauh, sahabat, kawan, komunitas Danny Pomanto yang datang dengan kue ulang tahun berwarna ceria, dilapisi teks doa untuk keselamatan Danny Pomanto. 


Hanya ada sedikit yang berbeda. Jumlah jemari tangan dan kaki saya lebih banyak daripada jumlah pejabat dan staf Pemkot Makassar yang datang. Saya memahami suasana kebatinan pejabat-pejabat balaikota ketika itu. Istilahnya, pucuk di cinta, ulam pun tiba, selain tidak ada kepentingan untuk datang mengucapkan selamat dan doa, mereka juga suka diawasi (kata lain DILARANG) oleh pimpinannya di balaikota dan penguasa tinggi kantor gubernur untuk datang mengucapkan doa dan selamat.


Tanpa kehadiran mereka, justru ketulusan dan keihklasan makin kuat di tim Danny Pomanto. Para hadirin penuh humor, canda tawa, tanpa dibebani paksaan senyum "cari-cari muka". Sebagian besar tamu yang datang tidak mungkin diberikan jabatan kepala OPD (semacam kepala dinas) atau diberikan proyek-proyek jika Danny Pomanto dinasibkan menjadi walikota kembali pada Pilkada Makassar 2020. Umumnya tamu yang bukan ASN/Pejabat ini dipastikan ketulusannya hadir. Kenapa? Karena mereka bukan ASN/Pejabat. 



SETAHUN, roda waktu berputar kembali ke 30 Januari 2021. Ultah Danny Pomanto diwarnai tekanan Pandemi Covid-19. Jumat 22 Januari 2021, Danny Pomanto baru saja menyelesaikan karantina mandiri di rumah pribadinya sendiri sejak 11 Desember 2019 (43 hari) karena positif covid-19. Angka warga Makassar yang positif covid-19 sudah mencapai 18 ribuan orang. PSBB tidak diperpanjang di kota Makassar ketika itu, melainkan hanya pemberlakuan jam malam. Kegiatan masyarakat seperti berkumpul, hanya bisa sampai jam 10 malam. 

Pihak-pihak mensinyalir angka besar itu sebagai dampak dari kampanye dan pencoblosan pilkada 9 Desember 2019 serentak seluruh Indonesia.  

Wajarlah jika Sabtu dini hari 30 Januari itu, keluarga, kerabat, sahabat Danny Pomanto, dan tim ADAMA, hanya menyambut momen ultah dengan sederhana. Kedatangan tamu dibatasi dengan ketat. Pengumuman di pasang di pintu gerbang rumah sejak siang hari sebelumnya, "Pak Danny tidak menerima tamu untuk sementara". 


Keluarga Danny Pomanto hanya menyiapkan hidangan makan malam alakadarnya di cafe GARASI, seberang rumah pribadi Danny Pomanto Jln Amirullah, malam itu. Danny hanya muncul sebentar, bersalaman dengan tamu tanpa menyentuhkan tangan. Putri sulungnya, Aura Aulia Imandara, mengajak yang hadir agar tidak merekam hajatan sederhana tersebut. Tidak lebih 30 menit, Danny kembali ke rumahnya menemui punggawa-punggawa komunitas. 


Laskar Semut, yakni kawanan pejabat dan staf dari Balaikota Makassar, tidak bisa merapat. Maklum, Danny Pomanto tidak terima tamu, dan tamu khusus dibatasi dengan ketat. Laskar Semut ini tentu saja sangat berkepentingan, karena Danny Pomanto dan Fatmawati Rusdi (ADAMA) baru saja memenangi Pilkada Makassar 9 Desember 2019.


Sementara di hall rumah pribadi Danny Pomanto, berbagai komunitas penyokong politik Danny Pomanto, membuat sambutan sendiri. Punggawa-punggawa komunitas bergantian menyampaikan ucapan doa dan selamat kepada Danny Pomanto. Kesempatan Danny Pomanto untuk momen bersama punggawa komunitas ini, juga tidak lama. Tidak lebih dari 20 menit. Setelah itu, Danny naik ke lantai atas, untuk istirahat. 


Makassar, 31 Januari 2022

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim