SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Jumat, 05 Desember 2008

Maqbul Halim ke KPU Makassar Lagi? (3)

Makassar, 05/12/08

Meskipun ada pertimbangan atau pemikiran lain dari saya, tetapi saya masih ada sedikit keyakinan bahwa harapan mereka agar saya melanjutkan kiprah di KPU Makassar adalah sesuatu yang ikhlas. Hal ini cukup kontroversial karena sebelumnya saya sudah memutuskan bahwa dukungan dan harapan mereka tidak menjadi alasan atau motivasi untuk urusan ini. Tapi, mari kita memilih pengandaian lain, bahwa mereka betul-betul bisa dipercaya ihklas menyatakan harapannya.

Saya juga tahu, sebagian besar dari mereka hanya mungkin bermodalkan doa, atau harapan dari hati yang paling dalam. Di antara mereka, hanya sedikit yang saya percaya bisa berbuat dan memberi pengaruh terhadap jalannya proses seleksi yang akan ditentukan hasilnya pada malam ini oleh Tim Seleksi.

Bagi saya, sulit untuk melihat adanya kaitan yang saling berpengaruh antara harapan mereka dan pertimbangan-pertimbangan tim seleksi. Apakah harapan mereka itu, seperti Sabaruddin, Yusuf Pani, Anwar, Suwarno, Syamsu Rizal MI, Dharmawangsyah, dan lain-lain dapat meluncur hingga menembus draft keputusan Tim Seleksi? Atau sebaliknya, dari sisi sebaliknya pada Tim Seleksi: Dr. Nasrullah, Profesor Sadly AD, Hambali Thalib, Jusuf Latief, Mustawa Nur punya kemampuan untuk mengenali harapan-harapan yang terlanjut berkomit tentang saya? Entah jika merujuk pada masa silam, bisa dari dua pihak ini pernah terjadi adalah saling berhubungan kepentingan. Namun, hubungan itu belum tentu bisa berdampak terhadap pengambilan keputusan oleh Tim Seleksi.

Dengan demikian, saya memutuskan bahwa harapan-harapan yang ada mengenai saya di KPU Makassar, tidak cukup efektif untuk menjadi petunjuk bagi Tim Seleksi. Bukankah Tim Seleksi juga tidak mempunyai jalan atau instrumen untuk mendapatkan informasi mengenai harapan-harapan itu! Oleh karena itu, berbekal doa atau harapan untuk kesuksesan saya mengikuti seleksi ini akhirnya menjadi sesuatu yang lucu. Sebab, mereka yang mendeklarasikan harapannya pada saya, juga belum tentu rela menawarkan informasi yang bisa menjadi petunjuk bagi Tim Seleksi.

Apa yang baik bagi pendapat publik, keinginan bebarapa orang, atau mereka yang berkepentingan, terhadap pilihan-pilihan yang ada bagi tim Seleksi, belum tentu adalah sebuah norma penilaian bagi Tim Seleksi. Tim Seleksi bisa saja independen dari pendapat publik itu ketika mengambil keputusan untuk peringkat 10 Besar calon anggota KPU Kota Makassar. Saya selalu berprinsip, segalanya bisa terjadi. Tak ada jaminan terhadap apa pun.

Tiadanya kesaling-kaitan antara pihak pembuat harapan dan pihak penjawab harapan, rupanya tidak mengurungkan niatku untuk mengajukan diri lagi sebagai calon anggota KPU Kota Makassar 2009-2014. Saya ternyata tetap mendaftarkan diri. Sebuah tindakan yang tidak disebabkan.

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim