SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Sabtu, 13 Desember 2008

Fit Calon KPU, Lomba Tanyakan Kondisi PSM

Jumat, 12-12-2008
Adik Jayadi dan Ipar Lomba Bersaing di Jeneponto

Makassar, Tribun - Tes wawancara calon anggota KPU Kota Makassar berlangsung 10 jam. Uji kelayakan (fit and proper test) dilakukan empat anggota KPU Sulsel, Samsir A Rahim, Ziaurrahman Mustari, Lomba Sulthan, dan Nusra Azis. Ketua KPU Jayadi Nas tidak hadir karena berada di Jakarta.

Tes dimulai pukul 09.00 hingga pukul 19.00. Diawali oleh calon anggota KPU dari akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, M Armin. Kandidat menunggu giliran di luar ruangan pola KPU Sulsel. KPU memanggil kandidat secara acak. Kandidat ditanyai 45 hingga 60 menit.

"Kita tidak tahu kapan giliran kita masuk. Jadi kita menunggu saja giliran dengan hati berdebar," ujar kandidat, Nurmal Idrus. Wartawan yang juga Humas PSM Makassar ini menunggu sekitar 10 jam karena dia mendapat giliran terakhir, sekitar pukul 18.15. Lomba tak lupa menanyakan perkembangan PSM kepada Nurmal.

Jayadi termasuk PSM. Terakhir, dia duduk di deretan VIF di Stadion Mattoanging saat PSM kalah dari Mitra Kukar.

Wewenang Timsel
Penentuan 10 besar kandidat KPU Makassar dan Jeneponto menuai pertanyaan sejumlah. Mereka menilai, kandidat yang lolos didominasi kader Muhammadiyah. Dua incumbent, Pahir Halim dan Maqbul Halim, gugur (lihat, Kandidat KPU Makassar).

Di Jeneponto, adik kandung Jayadi, Mustofa Kamal, dab ipar Lomba, Haeruddin, lolos 10 besar. Mereka akan bersaing dengan delapan kandidat lainnya yang akan dites hari ini.

Jayadi membantau KPU Sulsel mengintervensi kinerja tim seleksi (timsel). "10 besar calon adalah hasil timsel. Kami sama sekali tidak tahu menahu soal itu," tegas Jayadi.

Samsir yang juga ketua kelompok kerja (pokja) yang menangani rekruitmen anggota KPU kabupaten/kota juga membantah tudingan KPU Sulsel main mata dengan timsel untuk meloloskan dan menjegal seseorang.

"Nama-nama yang lolos saya tidak tahu sebelum fit. Kandidat untuk KPU Makassar baru saya tahu tadi (kemarin) setelah mereka kami fit. Dari Jeneponto saya belum tahu orangnya," jelas Samsir

Ulasan Alwy Rachman: Kembali ke Titik Nadir
JIKA benar kandidat anggota KPU yang lolos 10 besar didominasi kader Muhammadiyah, maka bisa dikatakan terlah menggejalah clientilistic politics (politik klien) di lembaga ini. Clientilistic politics cara berpolitik sederhana yang memberi peluang kepada kelompok tertentu untuk menguasai arena.

Seharusnya, politik kita didorong pada arena politik kebangsaan (national politics) dan confessional politics (politik pengakuan).

Politik kebangsaan tentu saja menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya. Confessional politics lebih tinggi derajatnya dari national politics. Confessional politics adalah pengakuan bahwa semua manusia dan berhak diberi peluang yang sama. Setiap manusia harus dihormati.

Paham inilah yang dihayati pengurus partai politik di negara-negara maju sehingga mereka bergerak mengorganisir sumber daya partainya untuk memberi bantuan masyarakat sipil di negara lain. Jadi jangkauan mereka tidak lagi hanya dalam negeri (kebangsaan).

Clientilistic politics menempatkan rakyat sebagai klien. Caranya dengan menutup akses dan informasi kepada pihak di luar kelompok tertentu.

Di negara kita, politisi dan pemegang kekuasaan masih sibuk urus kelompok. Gejala yang terjadi di sekitar kita, termasuk dalam rekruitmen KPU, menunjukkan bahwa kita mundur ke titik nadir dalam cara berpolitik.

Aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) memiliki karier sosial dan organisasi yang paham kepentingan.

Stakeholder adalah pemangku kepentingan, sementara ada pemilik kepentingan yang sebenarnya. Apa logis stakeholder yang terlibat hanya dari satu kelompok saja? Kalau ini terjadi, berarti pengingkaran terhadap kepentingan lain.(bie)

Alwy Rachman, pengamat sosial politik/dosen Fakultas Ilmu Budaya Unhas

Sumber: Harian Tribun Timur Edisi 12/12/2008
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=112900&jenis=Politik
Akses tanggal 13/12/2008

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim