SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Rabu, 14 Mei 2008

Kabar Segar pada Pagi yang Berembun

Mugellona 14 Mei 2008

Tadi pagi, saya mendapatkan gambaran awal kepastian tentang peluang saya untuk berkantor di KPU Sulsel. Saya ditelpon oleh Aidir Amin Daud. Ia menanyakan tentang peluang saya untuk lolos ke 5 besar pada seleksi calon anggota KPU Provinsi Sulawesi Selatan. Ia juga menanyakan, apakah saya sudah berkoordinasi dengan Andi Nurpati, anggota KPU Pusat 2007 - 2012.

Saya katakan, bahwa peluang saya tetap tipis jika tidak mendapatkan perhatian khusus. Saya memang mendapatkan dukungan dan doa, dan juga sanjungan berbagai kalangan mengenai posisi saya yang aman setiap saat. Bahkan Pak Aidir juga selalu menyakinkan saya, bahwa dirinya selalu berdoa untuk peluang saya. Teman-teman di warung kopi juga selalu mengagumi peluangku untuk lolos ke 5 besar. Semua itu tidak membuat saya berbangga. Hasil rapat pleno KPU Pusatlah tentang itu yang bakal membuatku bisa melihat diriku berhak berkantor di kantor KPU Sulsel. Dan, itu pula yang bisa menamatkan mimpiku untuk berkantor di KPU Sulsel.

Apakah saya sudah berkoordinasi dengan Andi Nurpati? Saya katakan bahwa koordinasi secara langsung dengan dia memang tidak kulakukan. Sewaktu Seminar GNCI di Clarion Hotel, Pak Aswanto sudah sampaikan mengenai saran agar saya dapat masuk ke 5 besar calon anggota KPU Sulsel. Andi Nurpati tidak memberi tanggapan apa pun hingga ia kembali ke Bandara Hasanuddin dari hotel. Inisiatif yang sama seperti Pak Aswanto itu pun juga dilakukan oleh panitia Seminar GNCI itu. Menurut saya, itu bisa kumaksudkan sebagai koordinasi secara tidak langsung. Pikiranku yang seperti itu ternyata belakangan saya anggap konyol. Meski demikian, saya tetap menggunakan cerita itu sebagai bentuk koordinasi secara tidak langsung dengan Andi Nurpati ketika itu.

Pak Aidir akhirnya berterus terang bahwa saya tidak termasuk dalam peringkat 5 Besar yang akan lolos ke KPU Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2008 - 2013. Setelah itu, saya pun menyampaikan kabar segar itu kepada istriku. Maksud saya menyampaikan itu agar ia tidak panik dan bersedih. Setelah itu, saya pun menuju kantor KPU Makassar setelah waktu pagi sudah menunjuk pukul 09.00. Prinsip saya, kalau itu yang harus terjadi, memang saya sudah siap dari awal: tetap ada peluang tidak lolos. Bahkan saya saya mengaku kepada wartawan bahwa sejak
menyetorkan formulir, saya sudah siap untuk tidak lolos. Jadi, saya tidak terbebani.

Semoga
itulah yang akan terjadi: tidak terbebani.

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim