SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Selasa, 20 Mei 2008

Anggota KPU Makassar Ceramah di Fajar

(20 May 2008, 1 x , Komentar)

MAKASSAR--Anggota KPU Kota Makassar, Maqbul Halim memberikan ceramah kepada wartawan Fajar Group dalam lokakarya liputan pemilu di ruang Sumber Daya Manusia gedung Fajar Graha Pena Senin, 19 Mei kemarin. Maqbul banyak menjelaskan perbedaan penyelenggaraan pemilu 2004 dan pemilu 2009 mendatang.Menurut Maqbul, ada banyak perbedaan antara pemilu 2009 mendatang dibanding pemilu lalu. Di antaranya soal ketentuan elektoral threshold dan parliamentary threshold.

"Pada pemilu lalu yang dikenal hanya elementary threshold, tetapi pemilu tahun depan sudah ada parliamentary threshold atau persentase tingkat perolehan kursi parpol di parlemen," kata Maqbul.

Selain Maqbul, fungsionaris DPD Golkar Sulsel, Mukhlis Sufri juga menjadi pembicara. Mukhlis lebih banyak mengupas kesiapan parpol menghadapi pemilu. Ketua Panwaslu Sulsel, Juajir Sumardi dan mantan Ketua Panwaslu Sulsel, Aswanto juga akan memberikan materi Selasa, 20 Mei hari ini.

Lokakarya yang berlangsung sejak kemarin itu dibuka langsung Wakil Dirut PT Media Fajar, H Syamsu Nur. Dalam sambutannya, Syamsu Nur mengatakan posisi wartawan dan media sangat potensial untuk berpihak di pilkada.

Sebab, wartawan memiliki banyak teman, sahabat, dan kenalan. Menurut dia, wartawan harus pintar-pintar dan terus berlatih untuk tetap netral. Kendati yang bertarung di pilkada adalah teman atau sahabatnya.

"Untuk tetap netral, itu ada ilmunya. Makanya, wartawan harus terus berlatih untuk tidak berpihak atau terpengaruh bujukan-bujukan," kata Syamsu Nur.

Selain itu, kata Syamsu Nur, wartawan juga harus mengendalikan diri untuk tidak ikut marah atau jengkel saat membuat berita. Sebab, jengkel dan marahnya wartawan saat menulis berita akan membuat berita yang dibuatnya tidak objektif.

"Yang tidak kalah pentingnya untuk dijaga adalah akurasi data. Wartawan harus menghindari menulis angka yang tidak pasti," tegasnya. Sejauh ini, kata Syamsu Nur, kebijakan redaksional Jawa Pos Grup harus membuat berita yang netral di pilkada. Sebab, hanya dengan begitu, berita-berita yang disajikan di media bisa dibaca dan disenangi semua orang.

Surat kabar di negara maju saja, lanjut Syamsu Nur, selalu mempertahankan independensinya dari kelompok, golongan, dan kepentingan mana pun. Karena dengan begitu, koran itu akan dibaca semua pihak. Selain Syamsu Nur, turut hadir dalam pembukaan lokakarya tersebut, Direktur Umum dan Pimpinan Redaksi Harian Fajar, Sukriansyah S Latief. (har)

Sumber: Harian FAJAR Edisi 20 Mei 2008
http://cetak.fajar.co.id/news.php?newsid=65560
Akses tanggal 20 Mei 2008

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim