SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Rabu, 08 Desember 2010

IAS dan Partai Demokrat

Makassar, 9 Desember 2010
Musda DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan telah usai. Ilham Arief Sirajuddin (IAS) melenggang dengan lapang sebagai pemenang. Pecundangnya adalah Reza Ali dan Andi Nawir Pasinringi yang masing-masing hanya memperoleh satu suara. Sementara IAS memperoleh 23 suara.

Musda ini menjadikan pikiran saya berada pada citra lain, yang bisa saja berbeda dari yang pikirkan menurut pola awam. Saya berpikir tentang tahun 2003. Ketika itu, Reza Ali mencampakkan hampir seluruh urusan bisnis dan urusan lainnya, hanya untuk meyakinkan dirinya bahwa ia dan timnya bisa mengantar Partai Demokrat menjadi partai resmi peserta Pemilu 2004.

Beberapa waktu lalu, Reza Ali memang menjadi serupa dengan seorang Land Lord, atau tuan tanah di Partai Demokrat Sulsel. Hampir semua ikhwal keputudan di demokrat, mulai dari urusan jarum peniti hingga penentuan calon gubernur pada Pilgub Sulsel 2007 ditetukan di tangannya dan oleh angan-angannya. Sebagian besar pengurus, DPD dan DPC di kabupaten, menggunakan "sabda"-nya untuk memberi pelajaran kepada rival-rival politiknya.

Demikian pula, Andi Nawir Pasinringi adalah mantan Bupati Kab. Pinrang selama dua periode. Tak lama setelah jabatannya keduanya rampung, ia menjadi caleg Partai Demokrat Sulsel untuk DPRD Sulsel dari Dapil Lima. Ia tidak menemui hambatan berat sebelum ia ditetapkan oleh KPU menjadi Caleg DPRD Sulsel terpilih pada 2009. Selagi ia menjadi bupati ketika itu, ia juga sudah banyak memberi kontribusi kepada partai besutan Presiden SBY ini sebelum Pemilu 2009.

Selama empat hingga satu minggu sebelum Musda Partai Demokrat Sulsel bergulir pada Desember 2010 ini, Reza dan Nawir tetap kekuatan yang berpengaruh. Reza, khususnya, oleh kalangan jurnalis Makassar, tetap dianggap sebagai orang yang telunjukya manjur merubah nasib dan keputusan pada pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat se-Sulsel.

Nawir pun demikian. Ia menjadi legislator dari Fraksi Demokrat di DPRD Sulsel yang diperhitungkan, baik oleh koleganya sendiri di legislatif maupun oleh eksekutif. Sebelum musda, jurnalis tidak segan-segan memuat pengakuannya bahwa ia akan menunjukkan dirinya sebagai petarung sejati ketika akan berlangsung.

IAS sendiri adalah pendatang baru Partai Demokrat. Ia memulai derapnya dari DPP bersama Nurpati, mantan anggota KPU. Ia belum banyak tahu. Ia hanya sosok yang masih sesekali tampak gamang beratribut warna biru. Maklum saja, belasan tahun ia tidak mampu menjauhkan dirinya dari warna Kuning Partai Golkar. Sebelas bulan silam, Desember 2009, ia masih kader Partai Golkar sejati.

Setelah Musda Partai Demokrat Sulsel usai awal Desember 2010 ini, setiap orang mempunyai ukuran tentang kekuatan dan pengaruh Reza Ali, Andi Nawir, dan IAS di Partai Demokrat Sulsel. Faktanya, IAS-lah yang diikuti oleh 23 DPC di Sulsel.

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim