SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Senin, 03 November 2008

Ilham-Idris Berpelukan di Warkop

Sabtu, 01-11-2008

Anggap Masalah Pilkada Sudah Selesai; Pendukun idial Masih Berdemo

Makassar, Tribun - Wali Kota Makassar terpilih versi quick count (penghitungan cepat), Ilham Arief Sirajuddin, bertemu dengan rivalnya di pemilihan wali kota, Idris Manggabarani, di salah satu warung kopi Phoenam, Makassar, Jumat (31/10).

Keduanya bahkan saling berpelukan yang disambut tepuk tangan mereka yang hadir. Ilham yang lebih dulu berada di tempat tersebut langsung menyambut Idris yang datang belakangan.

"Makassar membutuhkan sosok seperti Pak Idris yang mengesampingkan kepentingan pribadi untuk kepentingan masyarakat banyak. Beliau seorang negarawan sejati, bukan politisi," kata Ilham memuji Idris.

Di Pilwali Makassar, Ilham berapasangan dengan Supomo Guntur (IASmo) diusung oleh koalisi Golkar, PDIP, PDS, PBR, dan PBB. Sedangkan Idris menggandeng Adil Patu (idial) diusung oleh koalisi Partai Demokrat-PDK.

Versi quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI), IASmo mengantongi suara 65 persen sedangkan idial di peringkat kedua mendapat 19 persen. Kandidat lainnya mendapat di bawah 10 persen, termasuk tiga kandidat yang melalui jalur perseorang (independen).
Meski Ilham dan Idris sudah menggelar "rekonsiliasi" usai pencoblosan pilwali, namun sebagian pendukung idial belum menerima menerima hasil pencoblosan.

Bahkan sejumlah pendukung idial menggelar aksi unjuk rasa di kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Makassar di Jl AP Pettarani, kemarin.

Ilham dan Idris terlibat rivalitas politik sebelum pilwali. Namun Idris secara terbuka menyatakan salut pada Ilham. Pertemuan kedua figur ini diawali komunikasi lewat pesan singkat (SMS) dan berbicara langsung.

Tidak hanya bertemu dengan Ilham, Idris juga memasang iklan di sejumlah media dan mengakui keunggulan rivalnya itu.

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya atas perjuangan teman-teman relawan, saya harus akui, Ilham, Supomo dan timnya sulit dikalahkan. The game is over (permainan sudah selesai) dan keduanya dipilih mayoritas masyarakat Makassar," kata Idris yang juga Bendahara DPD Partai Demokrat Sulsel ini.

Idris menyatakan, dia menelepon Ilham setelah quick count LSI yang memenangkan pasangan nomor urut satu ini dilansir.

Ilham berjanji mengakomodasi visi dan misi Idris untuk membangun Makassar. Pada kesempatan tersebut, Ketua DPD II Golkar Makassar ini juga mengajak seluruh kontestan pilwali bergandengan tangan memberi sumbangsih melanjutkan pembangunan di daerah berpenduduk 1,3 juta jiwa ini.

"Mari bersama-sama menunggu penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dan menjaga kondisi Makassar tetap kondusif. Saya dan Supomo terbuka menerima konsep dari siapapun demi kemajuan Makassar," ujar Ilham.

Kendati mengakui pasangan IASmo sebagai pemenang, Idris tak menampik protes yang dilakukan sebagian kontestan pilwali. Menurutnya, protes yang dimotori calon wakilnya Adil Patu dan master campaign Idial, Diza Rasyid Ali, merupakan dinamika politik.

"Protes itu alami. Setiap pemilihan pasti ada protes seperti itu dan itulah bagian dinamika demokrasi," ujarnya. Adil cs menjadi inisiator pertemuan kontestan pilwali yang kalah di Hotel Horizon, sehari sebelumnya. Mereka mempertanyakan minimnya partisipasi pemilih dan sejumlah kecurangan di TPS.

Tanggapan Adil
Dikonfirmasi terpisah, Adil menyebut pertemuan Ilham dan Idris bagian dari komunikasi politik. "Tidak ada yang istimewa dari pertemuan itu. Misi idial tidak hanya melihat pada siapa yang menang. Tapi yang utama adalah bagaimana pendidikan politik kepada masyarakat," kata Ketua PDK Makassar ini.

Terlepas dari pertemuan itu, Adil menyebut Idris tetap menghargai aspirasi pendukungnya yang masih mempertanyakan kemenangan IASmo.

"Apakah pilwali telah berjalan dengan demokrasi yang lebih berkualitas?Atau telah terciderai dengan intervensi aparat yang berlebihan? Ini masih menjadi pertanyaan," ujar anggota DPRD Sulsel ini.

Senada dengan Adil, jubir idial, Syamsu Rizal, menyebut pertemuan Idris-Ilham sifatnya pribadi. "Secara pribadi boleh saja, tapi secara tim, kami masih memproses pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Saya yakin Pak Idris masih menghargai timnya," ujar legislator PDK Makassar ini.

Syamsu justru mempertanyakan langkah politik Idris yang dinilai terburu-buru. "Padahal KPU belum menetapkan hasil perhitungan suara dan tim masih bekerja," tambahnya.

Meski demikian, Rizal menepis kalau Idris dan Adil telah pecah kongsi menyusul iklan ucapan selamat dan pertemuan Idris dan Ilham.

Tanggapan Pengamat
Pengamat komunikasi politik dari Unhas, Andi Haris dan Azwar Hasan mengaku salut dengan sikap politik Idris. Sebaliknya, keduanya menyayangkan sikap wakil Idris, Adil Patu, yang baru-baru ini meluncurkan buku Kearifan Sang Kandidat.
"Pertemuan Idris dan Ilham merupakan sebuah bentuk etika berdemokrasi di mana Idris menunjukkan wataknya sebagai pengusaha dengan karakter sportivitas, fairness, rasional. Sekaligus pendidikan politik bagi rakyat," kata Azwar.

Diulang
Sementara itu, sekitar 100 orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Makassar Menggugat melakukan aksi unjuk rasa di KPU Makassar dan Panwaslu Makassar, kemarin. Mereka meminta Pemilihan Umum Wali Kota Makassar diulang.

Massa yang terdiri dari berbagai komunitas dan sejumlah partai politik pengusung kandidat wali kota yang kalah juga turut tampak. Kendati hujan, mereka berorasi dengan penuh semangat.

Di kantor panwaslu, mereka mendesak lembaga ini untuk merekomendasikan ke KPU Makassar agar Pemilihan Wali Kota Makassar diulang.

Di sana, mereka diterima anggota Panwas Pemilu AKP B Kora dan anggota panwas lainnya. Di luar gedung, orator aksi Diza Rasyid Ali mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan hasil pemilu, namun prosesnya diduga sarat rekayasa, by desaign, dan bahkan cenderung ada konspirasi sistematis sehingga terjadi penggembosan basis suara kandidat lain.

"Tidak ada penggelembungan, tidak ada mark up suara. Namun, yang ada hanya penggembosan suara kandidat lain yang lahir dari sebuah konspirasi sistematis, mulai perangkat pemilu, KPU, PPK, PPS, KPPS, camat dan lurah," kata ketua DPW Partai Patriot Sulsel ini.

Menurutnya, kartu pemilih hanya didistribusikan kepada basis massa kandidat tertentu, namun kandidat lainnya digembosi.

Akhirnya, hasil perolehan angka terlalu mencolok. Belum lagi tempat warga mencoblos, di silang agar warga enggan pergi memilih karena terlalu jauh.

Akibatnya, kata Diza, semua suara kandidat lain hanya berjumlah puluhan bahkan ada calon yang dapat nol. Namun kandidat tertentu mendapatkan angka 100, 150, dan 200. "Ini tidak masuk akal," kata Diza menggunakan mikrofon.

Selain meminta pemilu wali kota diulang, Diza juga menyayangkan kinerja KPU yang tidak profesional dan terkesan tidak siap menghelat pesta demokrasi ini.

Kartu pemilih dibagi satu hari sebelum hari H, banyak nama ganda, ada yang sudah meninggal atau pindah masih terdaftar, dan lainnya.

Ratusan polisi berjaga-jaga di depan pintu gerbang sekretariat KPU Makassar yang berkantor di Gedung PKK Makassar itu.

Sebelumnya, mereka melakukan hal sama di KPU Makassar. Petugas hanya mengizinkan perwakilan massa masuk untuk menyampaikan uneg-unegnya. Mereka diterima empat anggota KPU, Syahrir Makkuradde, Pahir Halim, Dirgahayu Lantara, dan Maqbul Halim.

Sedang Ketua KPU Zulkfli Gani Ottoh tidak berada di tempat.
Menurut Diza, pihaknya sementara melengkapi bukti-bukti kecurangan dan kejanggalan yang terjadi pada proses Pemilu Wali Kota Makassar. Selanjutkan akan menempuh jalur hukum.

Perwakilan massa Dedy Alamsyah Mannaroy menegaskan jika pihaknya akan melakukan aksi ini setiaphari, hingga hari H penetapan wali kota dan wakil wali kota. "Enam pasangan kandidat sudah sepakat tidak akan meneken berita acara penetapan," katanya.

Pahir Halim yang dikonfirmasi soal tuntutan itu menjawab singkat. Mereka telah menciptakan demokrasi melalui unjuk rasa, jika ada dialog maka pihaknya juga siap berdialog.

Begitupula apabila mereka menempuh jalur hukum. "Kalau ada gugatan hukum maka kami pelajari gugatannya. Kami siap menghadapi gugatan sebagai pertanggungjawaban kami. Kita akan lihat materi gugatannya, apakah perlu disiapkan pengacara atau tidak," jelas Pahir singkat.

Sumber: Harian Tribun Timur Edisi 1 Nopember 2008
http://www.tribun-timur.com/viewrss.php?id=105488
Akses tanggal 3 Nopember 2008

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim