SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 17 Februari 2008

Jenguk Pemilu Pilkada Bone

Saya baru saja tiba di Makassar dari menyaksikan hari pencoblosan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bone di Kota Watangpone. Saya menyaksikan dan merasakan beberapa hal menarik, namun bukan tentang masalah-masalah pilkada tersebut.


Saya berangkat berombongan, ada Yusuf Pani (Kasubag Teknis KPU Makassar), Andi Syahrir Makkuradde, dan Nurjaya Said (Opi), dan pak Syam yang menyetir mobil. Kesan lain mulai saya rasakan ketika tengah dalam perjalanan menuju Kabupaten Bone. Ketika mampir rehat di Rumah Makan MANDIRI, daerah Camba, Kab. Maros, mata saya tertuju pada dinding rumah kaca yang dipenuhi kalender dan poster orang-orang yang merasa dirinya bisa menjadi calon bupati dan kemudian yakin pula akan terpilih sebagai bupati atau wakil.

Salah satu yang menarik adalah kalender yang memuat gambar Hendra Sudrajat, Anggota KPU Soppeng (2003-2008). Kalender itu menampilkan foto-foto berbagai kegiatan sosial Hendra dan kegiatan-kegiatan lain sebagai anggota KPU Soppeng maupun sebagai pengurus inti pada berbagai organisasi masyarakat. Beberapa saat setelah tiba di Watangpone dan kemudian ke kantor KPU Bone, saya akhirnya bertemu dengan Hendra. Ia mengaku pada saya bahwa kalender itu dipasang oleh sopir-sopir mobil angkutan daerah yang selalu mampir istirahat di rumah makan tersebut.

Saya bertanya sederhana mengenai maksud pembuatan dan pemasangan kalender itu kepadanya. Ia tidak menjawabnya. Ia berusaha menutup sikap gugupnya atas pertanyaan itu, ia menjawab dengan semilir senyum khasnya. Menurutku, ia berusaha bercanda dengan mengatakan bahwa kalender itu juga bisa menjadi bekal kalau ada peluang menjadi calon walikota Makassar nantinya. Hingga saya berpisah akibat larut malam, ia juga belum memberi jawaban yang menurutku betul.

Masih di depan pekarangan kantor KPU Bone, saya juga berbincang dengan anggota KPU Selayar, St. Nusra Azis. Usra, sapaan akrabnya, menyodorkan pada saya segulung kalender tahun 2008. Kalender itu hanya terdiri dari satu lembar saja. Isinya adalah foto bareng lima anggota KPU Selayar. Empat laki-laki mengenakan seragam baju koko dipadu peci yang nangkring di kepala masing-masing. Mahading, ketua KPU Luwu Timur mengomentari: "Mirip dengan Imam Kampung yang baru usai membaca doa Barsanji."

Saya juga mendapat berbagai pertanyaan mengenai kalender dan poster Ketua KPU Makassar, H. Zulkifli Gani Ottoh. Sebagaian saya jawab dan sebagiannya lagi saya lewatkan dengan senyum saja.

"Maqbul, mau tongka' buat dan pasang poster dan kalender fotoku seperti Pak Zul di Makassar. Tapi malu-malu ka juga," ujar Andi Anjayani, anggota KPU Kota Parepare.

Saya menimpali pertanyaannya bahwa dulu kalau ada tokoh yang ingin jadi bupati, walikota atau gubernur, terlebih dahulu mereka harus punya hubungan jaringan dengan "Cendana". Sekarang, cukup mempunyai jaringan ke percetakan digital printing. Ia tertawa besar, dan matanya semakin sipit.

Kalender dan poster Pilkada memang menantang, sekaligus bisa meledek pemiliknya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kukira lebih bagus lagi kalau Pak Makbul juga buat kalender dan baligo. Jangan cuma menertawai baligo orang. Kalau tidak ada uang ta, nanti pi saya yang cetakkan baligo, spanduk dan kalender.

Budi

follow me @maqbulhalim