SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 20 Agustus 2006

Teknik Penulisan Berita

Penulisan Berita dalam Lingkup Tata Kelola Pemerintahan (Good Governance)

Oleh: Maqbul Halim

Lingkup Good Governance

Lingkup Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance), mencakup pemerintahan (Government), organisasi masyarakat sipil (Civil Society Organization/CSO), legislatif, dan pers. Inilah empat topik utama yang bisa menjadi agenda berita media massa dalam rangka orientasi Tata Kepemerintahanan Yang Baik. Lingkup di atas, secara kosepsional, disadur dari lima prinsip Good Governance yang menjadi rangka utama pengembangan program-program LGSP-USAID di Indonesia.

Masing-masing lingkup di atas dapat diukur melalui lima prinsip Good Governance. Suatu berita akan didesain berdasarkan sudut pandang tertentu (angle). Sudut pandang itu dapat memilih salah satu dari lima prinsip tadi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Efektivitas: program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi-fungsi dan peran-peran lembaga kepemerintahanan. Biasanya terkait dengan kinerja, target, kapasitas, kapabilitas, dan lain-lain.
Keadilan: Sulit mengukur keadilan. Namun demikian, keadilan biasanya ditinjau dari aspek penguatan dan keberpihakan, seperti terhadap masyarakat miskin, masyarakat marginal, orang-orang cacat, gender, dan lain-lain.

Partisipasi: menyankut keterlibatan komponen publik dalam suatu proses pengambilan kebijakan.

Akuntabilitas: prinsip ini menuntut adanya pertanggungan jawab atas segala kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan publik. Dalam hal ini, segala kebijakan itu dapat dipertanggung-jawabkan.
Transparansi; sejauh mana proses suatu kebijakan memenuhi unsur-unsur keterbukaan. Keterbukaan dalam arti bahwa segala sesuautu yang menyangkut kepentingan umum berlangsung secara terbuka. Lawannya adalah tidak ditutup-tutupi.

Upaya mendorong kelima prinsip itu pada salah satu atau seluruh lingkup yang telah disebutkan di atas adalah satu peran dan fungsi yang dimiliki oleh media massa. Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers menyebutkan kontrol sosial oleh media adalah sebagai fungsi utama.

Bentuk Penulisan Berita

1. Stright News Reporting (Berita Biasa)
Penulisan berita ini adalah yang paling umum digunakan pada media massa cetak yang terbit secara harian. Berita seperti ini biasa juga disebut sebagai berita langsung. Rumus untuk membuat berita ini terbilang sederhana dengan lima unsur dan satu unsur pelengkap atau 5W + 1H, yaitu:


  • Who: siapa orang-orang dalam peritiwa itu

  • What: apa peristiwanya

  • Where: di mana peristiwanya

  • When: kapan peristiwa itu

  • Why: kenapa peristiwa itu terjadi. Menerangkan sebabnya.

Plus:


  • How: bagaimana pertiwa terjadi atau berlangsung.

Item-item peristiwa diklasifikasi ke dalam bagian-bagian secara berurut dari yang berkadar paling penting hingga yang paling tidak penting. Model barita ini biasa juga digambarkan seperti gambar piramida terbalik.


2. Reportase


Bentuk berita reportase biasanya melaporkan kegiatan-kegiatan yang predictible atau kunjungan-kunjugan (traveling). Model penulisannya tidak sepenuhnya menuntut kelengkapan unsur seperti pada berita biasa (stright news). Fungsi utama berita ini adalah menyampaikan laporan pandangan mata dan pendengaran telinga. Dalam penulisannya, berita ditulis lebih panjang dari pada berita biasa.


3. Investigative Reporting


Model Investigatif Reporting (IR) biasanya dipakai untuk melakukan penelusuran terhadap berbagai fakta dan peristiwa yang secara umumnya diperkirakan tidak berhubungan. IR juga umumnya digunakan oleh suatu media untuk mengungkap peristiwa-peristiwa yang penuh dengan selubung atau kehilangan mata rantai. Jenis penulisan dan pelaporan berita ini jarang digunakan karena menyita waktu yang lama, kesabaran yang tinggi, dan ongkos yang besar (unlimited).


4. Feature News


Jenis berita ini biasa juga disebut karangan khas. Jenis penulisan berita ini biasa digunakan untuk meliput dan melaporkan peristiwa-peristiwa yang menyentuh rasa kemanusiaan, seperti fenomena kemiskinan, masyarakat marjinal, anak-anak terlantar, bencana alam, perang, dan sebagainya. Penulisan ini biasanya dibarengi dengan kepekaan yang tinggi sehingga hal-hal yang tidak tersentuh oleh akal sehat namun dapat dirasakan oleh hati dan nurani, misalnya, dapat disampaikan melalui laporan Feature News ini.


5. In-depth Reporting


Jenis penulisan berita ini menyangkut pelaporan tentang suatu peristiwa secara mendalam. Mendalam dalam arti bahwa segalanya dilaporkan sampai ke datail-detailnya.


Rencana Liputan


Dari bentuk penulisan berita ini, ditambah dengan lima jenis menu topik Tata Kepemerintahan, maka kita dapat menyusun sebuah rencana liputan. Rencana liputan meliputi:


  • TOR [memuat topik liputan dan permasalahan]

  • Jadwal Liputan [meliputi tahapan]

  • Lokasi Liputan

  • Metode Liputan dan Penulisan

  • Rencana nara sumber

  • Kru [mencakup koordinator dan tim liputan]

  • Sumber-sumber informasi dan dokumen

  • Device [peralatan: tape recorder, kamera foto, buku catatan, dan lain-lain].

  • Rencana biaya

Bentuk liputan dan penulisan bisa disesuaikan dengan topik Good Governance yang akan menjadi topik bahasan. Tentu saja, sebaiknya pilihan itu proporsional. Misalnya, wajah kualitas pelayanan umum yang diterima oleh masyarakat, tentu tidak akan tuntas kalau hanya menggunakan jenis berita biasa. Demikian juga, akan berlebihan jika kita menggunakan jenis investigatif reporting untuk meliput acara persmian kantor baru dinas tertentu misalnya.


Bahasa Jurnalistik



  • Mudah dipahami;

  • Mengunakan kalimat efektif. Menghindari kalimat majemuk dengan berbagai variasinya;

  • Menghindari penggunaan istilah yang kemungkinan membingungkan pembaca karena istilah itu belum umum; dan

  • Penulisan identitas orang, tempat, waktu, dan lebel harus jelas, terang, dan tepat.

*) Disampaikan pada pada Agenda Technical Assistance - LGSP Kab. Takalar pada 16 Agustus 2006.


**) Penulis: Direktur Eksekutif Lembaga Studi Informasi dan Media (ëLSIM) Makassar.

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim